24 May, 2013

Jalan Baru Menuju Champions League

 

Kabar baik datang dari UEFA. Badan sepakbola bagian Eropa ini secara resmi mengumumkan bahwa mulai musim 2015-16 nanti, juara dari kompetisi Europa League akan mendapat kesempatan untuk bermain di Champions League musim berikutnya.

Berikut Q&A mengenai aturan baru tersebut...

Q: Apa yang baru dari peraturan Champions League?
A:Mulai  2015-16, juara Europa League dan juara Champions League dapat mengikuti Champions League musim berikutnya.



Q: Akankah jumlah maksimum klub dari negara besar seperti Inggris di Liga Champions tetap empat klub?
 A: Tidak, akan ada maksimal lima klub tetapi hanya dalam keadaan tertentu.
 
Q:Dalam situasi apa satu negara dapat diwakili oleh lima klub sekaligus di Champions League?
A: Hanya ketika satu klub menjuarai Europa League atau Champions League tetapi finis di luar empat besar liga domestik. Itu terjadi musim lalu ketika Chelsea finis di urutan keenam di Premier League tetapi mengambil jatah Champions League dari Tottenham yang menempati posisi keempat, karena mereka adalah juara Eropa.

 
Q: Akankah sebuah negara dapat diwakili enam klub jika juara Liga Champions dan Europa League masing-masing berasal dari negara yang sama dan keduanya finis di luar empat besar? 
A: Tidak, lima adalah maksimum. Para pemenang piala Eropa akan lolos ditambah tiga besar di liga domestik.
 
Q:Jika pemenang Champions League atau Europa League finis di empat besar liga domestik, apakah si runner-up bisa lolos?
A: Tidak, hanya si pemenang.

 
Q: Akankah pemenang Liga Europa langsung masuk ke fase grup Liga Champions?
A: Itu masih harus dikonfirmasi tapi tampaknya yang biasanya akan terjadi.

 
Q: Jika pemenang Champions League atau Europa League juga lolos melalui liga domestik mereka, mungkinkah klub kelima di liga untuk mengambil 'cadangan' tempat kualifikasi?
A: Tidak, dalam skenario yang ada akan masih hanya ada empat klub kualifikasi.

05 February, 2013

Bobby Moore Masih Menunggu

 
'...Berdiri tegak dengan tangan dilipat.
Kaki kiri yang bersahabat dengan bola.
Dan tatapan mata yang selalu mengawasi generasi selanjutnya.
Sang legenda menanti kebangkitan sepakbola bagi bangsanya...'

4 baris kalimat di atas saya rangkai khusus untuk sosok legenda nan rendah hati asal Inggris, BOBBY MOORE...

Sejak Mei 2007, tepatnya 2 bulan setelah 'The New Wembley' dibuka, patung sang legenda resmi diperkenalkan ke hadapan publik. Patung yang menurut saya diharapkan dapat mengembalikan kejayaan sepakbola Inggris di kancah internasional.

Legenda West Ham United ini adalah satu-satunya kapten yang sukses membawa Inggris bersinar di  gelaran World Cup. Menjadi juara 1966.

Memiliki caps sebanyak 108, Moore bermain di setiap menit dari setiap caps yang dimilikinya. Hebat? Menurut saya itu adalah hal tergila yang pernah saya dengar!

Julukan-julukan hebat tentang dirinya seakan tak akan pernah ada habisnya. Seperti yang terukir kuat di monumen sang legenda berikut:

 
Bobby yang pernah beradu akting dengan Sylvester Stalone dan Michael Caine dalam film Escape to Victory ini masih sabar menanti generasi penerusnya untuk mengikuti langkah besarnya.

Long live the king! King Bobby Moore...

24 January, 2013

Preview League Cup Final: Bradford City, Medioker?

Pagi hari dengan cuaca yang tak jelas, di Jakarta.


Saat ini semua penggila sepakbola sudah mengetahui siapa saja tim Inggris yang lolos ke final Piala Liga 2013. Sebelum jauh membahas siapa mereka, saya bakal kasih sedikit info mengenai Piala Liga ini.

League Cup yang sudah digelar di Inggris sejak musim 1960-61 sudah gonta-ganti sponsor sebanyak 8 kali. Dan sebanyak itulah League Cup berganti nama. Terakhir sebelum berubah lagi musim ini, League Cup bernama Carling Cup. Musim ini Capital One lah yang mensponsori League cup. So, here's the Capital One Cup finalists...

 Bradford City

Bradford City. Apa level yang pantas disematkan untuk tim yang musim ini berlaga di League Two, kasta keempat di Inggris? Medioker? Bahkan Tottenham Hotspur yang sudah berlaga di Champions League saja masih sering disebut tim medioker.

Langkah Bradford alias The Bantams di League Cup musim ini amatlah mengagumkan. Pada putaran pertama, Notts County dan putaran kedua, Watford yang jadi korban. Jika dilihat dari lawan Bradford di kedua putaran tadi memang kurang mentereng. Putaran ketiga pun bisa dikategorikan mudah mengingat lawannya hanya Burton Albion yang sesama penghuni League Two.

Ujian sebenarnya datang pada putaran keempat, kali ini tim asal Premier League yang jadi lawan The Bantams. Wigan Athletic menyambut kedatangan baik Bradford di DW Stadium. Namun malah tim tamu yang diakhir pertandingan tersenyum lega. Laga putaran ini diakhiri dengan adu penalti setelah 90 menit plus extra time kedua tim bermain 0-0.

Jordi Gomez (paling kanan) lemas penaltinya gagal.

Lagi-lagi adu penalti. Kali ini tim yang jauh lebih besar jadi korban Bradford, yaitu Arsenal. Bertanding di kandang sendiri membuat Bradford tampil percaya diri. Benar, Bradford lah yang unggul lebih dulu sebelum disamakan menjelang 90 menit berakhir oleh Vermaelen. Dan sosok Matt Duke kembali jadi momok menakutkan di bawah mistar Bradford.

Vermaelen! Hit the post!

Korban terakhir sebelum The Bantams menuju Wembley Stadium adalah tim asal Midlands, Aston Villa. Percaya diri yang masih terjaga sejak menjungkalkan raksasa asal London dibawa pada leg pertama semifinal. Hasilnya mengejutkan, 3-1 kemenangan untuk The Bantams. Hasil ini tentu menjadi tugas berat Agbonlahor dkk. pada leg kedua di rumah mereka sendiri. 
 Yang menang siapa, yang lesu siapa...
Dendam terbalas, kemenangan 2-1 atas Bradford di kandang Villa. Namun aturan agregat membuat Paul Lambert yang malah tertunduk lesu. Agregat 4-3 cukup untuk Bradford singkirkan tim yang telah 5 kali juara pada ajang ini.
Jadi apakah sebutan medioker cocok untuk Bradford City musim ini? Mungkin mereka sendiri tidak begitu peduli dengan masalah medioker, kecil atau raksasa. Yang terpenting saat ini adalah...

 Wembley, here we come!